Pasarnarasi.com – Generasi Z di Kota Solo kini mendapat dorongan besar untuk mulai berinvestasi di sektor properti setelah hadirnya kampanye edukatif dari pakar properti muda, Astrid Widayani. Dalam sebuah acara bertema Start Smart Property Investment for Gen Z, Astrid memberikan inspirasi dan pemahaman baru mengenai peluang investasi yang semakin terbuka di wilayah Solo dan sekitarnya. Acara tersebut menarik perhatian ratusan peserta muda yang ingin memulai perjalanan finansial mereka di usia produktif.
Astrid menjelaskan bahwa Solo saat ini berada dalam jalur pertumbuhan pasar yang cukup kuat, ditandai dengan pengembangan infrastruktur, tingginya minat migrasi penduduk, serta meningkatnya permintaan hunian untuk mahasiswa, pekerja kreatif, dan keluarga muda. Faktor-faktor tersebut disebutnya sebagai alasan utama mengapa investasi properti di Kota Bengawan masih sangat menjanjikan, terutama bagi Gen Z yang mulai tertarik pada stabilitas jangka panjang.
Menurut Astrid, salah satu tantangan terbesar Gen Z dalam memulai investasi adalah rasa takut mengambil keputusan besar.
“Banyak anak muda merasa bahwa investasi properti membutuhkan modal yang sangat besar. Padahal ada banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan mereka, mulai dari tipe unit kecil, skema cicilan panjang, hingga properti dalam tahap pembangunan yang harganya lebih terjangkau,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keberanian untuk memulai adalah langkah awal yang paling penting. “Jika menunggu merasa siap, maka Anda tidak akan pernah benar-benar mulai. Kuncinya adalah riset, perhitungan matang, dan keberanian mengambil langkah pertama,” tambahnya.
Peluang Harga yang Masih Kompetitif di Solo
Dalam presentasinya, Astrid menekankan bahwa harga properti di beberapa kawasan Solo masih termasuk kompetitif jika dibandingkan kota-kota besar lain seperti Yogyakarta, Semarang, atau Bandung.
“Kenaikan harga tahunan di Solo cukup stabil, tetapi masih dalam kategori ramah bagi investor pemula. Jika Gen Z mulai sekarang, mereka punya peluang besar mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan nilai properti dalam 5–10 tahun ke depan,” jelasnya.
Ia memaparkan data bahwa area seperti Solo Baru, kawasan dekat kampus UNS, dan wilayah barat kota diprediksi mengalami lonjakan permintaan dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disebabkan oleh perluasan pusat bisnis, pengembangan transportasi, dan minat investor luar daerah yang semakin meningkat.
Lokasi Strategis Jadi Kunci Kesuksesan
Astrid juga menekankan pentingnya memilih lokasi strategis sebelum membeli properti. Salah satu contoh yang ia sampaikan adalah kawasan yang berada dekat akses transportasi seperti jalur Trans Solo, stasiun kereta, atau pintu tol.
“Lokasi menentukan seberapa cepat nilai properti Anda meningkat. Kalau beberapa tahun lalu hanya radius pusat kota yang dilirik, sekarang titik-titik baru mulai berkembang karena faktor urbanisasi dan ekspansi kota,” terangnya.
Menurutnya, Gen Z perlu memahami konsep future value, yaitu nilai masa depan sebuah lokasi yang memiliki potensi berkembang.
“Mungkin hari ini kawasannya terlihat biasa saja, tetapi jika dalam 3–5 tahun pemerintah atau swasta membangun pusat perbelanjaan, kampus, atau fasilitas umum, harga properti di sana akan melonjak,” katanya.
Tren Pasar Modern: Sewa Jangka Pendek dan Hunian Multifungsi
Selain membeli properti untuk ditempati, Astrid menyoroti tren investasi modern yang banyak dimanfaatkan anak muda, seperti menyewakan unit secara jangka pendek, kos eksklusif, atau membuat hunian multifungsi bagi pekerja remote. Tren tersebut memberikan peluang pendapatan pasif yang konsisten.
“Gen Z kini lebih pintar memanfaatkan teknologi. Mereka bisa mengelola sewa properti hanya lewat aplikasi. Karena itu, potensi mendapatkan keuntungan berulang jauh lebih besar dibandingkan hanya menunggu kenaikan harga,” ungkap Astrid.
Ia juga menekankan bahwa gaya hidup modern mendorong kebutuhan ruang fleksibel.
“Hunian kecil multifungsi kini sangat diminati. Ini peluang bagus bagi Gen Z untuk memulai dari unit yang tidak terlalu besar namun memiliki permintaan tinggi.”
Edukasi Keuangan Jadi Pondasi Utama
Dalam sesi tanya jawab, Astrid mengingatkan bahwa sebelum membeli properti, anak muda perlu membangun pondasi finansial seperti menabung teratur, mengelola pengeluaran bulanan, serta memahami rasio cicilan yang sehat.
“Jangan hanya ikut tren. Pastikan kondisi keuangan stabil, dan jangan memaksakan cicilan yang melebihi sepertiga penghasilan,” pesannya.
Ia juga memberikan tips menghindari jebakan investasi abal-abal, seperti memastikan legalitas properti, memeriksa track record developer, serta membaca kontrak dengan teliti.
“Investasi properti aman jika Anda paham apa yang Anda beli,” tambahnya.
Dukungan Komunitas dan Edukasi Berkelanjutan
Acara tersebut ditutup dengan ajakan Astrid untuk membangun komunitas edukasi investasi properti bagi Gen Z Solo. Ia percaya bahwa berbagi pengalaman antargenerasi dapat menciptakan ekosistem positif dan membantu anak muda lebih percaya diri mengambil keputusan finansial.
“Generasi muda Solo punya potensi besar. Mereka hanya butuh arahan, informasi, dan keberanian untuk memulai,” tuturnya.
Dengan meningkatnya minat Gen Z terhadap aset jangka panjang dan dukungan figur inspiratif seperti Astrid Widayani, Solo diprediksi akan menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan investor muda yang paling cepat di Indonesia.